
Bintan – Senja di Pulau Bintan punya cara tersendiri untuk memanjakan siapa pun yang sedang singgah: sepiring otak-otak hangat yang baru diangkat dari bara panggangan.
Berada di kawasan Jalan Sei Enam, Kijang, suasana sore hari menjadi lebih hidup berkat deretan penjaja otak-otak yang seolah tak pernah sepi pembeli. Makanan berbahan dasar ikan ini memang menjadi ikon kuliner yang mengakar kuat di tengah masyarakat Kepulauan Riau, terutama di Bintan dan Tanjungpinang.
“Kalau sudah di sini, otak-otak wajib dicoba. Ini bukan cuma camilan, tapi bagian dari identitas daerah,” ujar Alex Fatrisman, seorang warga lokal sekaligus Sales Marketing Manager di salah satu hotel ternama di Tanjungpinang.
Di antara banyak pilihan, salah satu yang paling populer adalah Otak-otak Cik Ros. Jangan berharap tampilan restoran mewah; warung ini hanya berupa bangunan sederhana di halaman rumah, namun antreannya mengular.
Daya tariknya? Tentu pada rasa yang khas. Berbeda dari versi Jakarta yang umumnya berwarna pucat dan dominan tepung, otak-otak di Bintan berwarna kemerahan, bertekstur lebih padat, dan kaya cita rasa ikan segar.
“Satu gigitan saja langsung terasa bedanya. Gurih, sedikit pedas, dan aroma daun pisangnya bikin nagih,” ungkap seorang wisatawan asal Medan yang kebetulan mampir karena rekomendasi temannya.
Memasuki waktu menjelang magrib, arus kendaraan makin padat di jalan kecil ini. Mobil dan motor berjajar parkir, sebagian bahkan harus berhenti cukup jauh karena terbatasnya ruang.
Kuliner sederhana seperti otak-otak membuktikan bahwa tak perlu kemewahan untuk menciptakan pengalaman makan yang berkesan. Di Bintan, cukup dengan bara api, ikan segar, dan warung kecil, sore hari pun terasa lebih istimewa.