Mengenal Sejarah Pulau Bayan DiTanjungpinang Sebagai Muatan Lokal Dibalut Dengan UU Kearifan Lokal.
Kepri,Juli 2025.
Latak pulau Bayan berada di antara sungai ladi berdekatan dengan Kampung Bugis. Pulau itu berada di lintasan perairan hulu Riau di Sungai Carang Tanjungpinang yang mengarah ke laut serta berhampiran dengan kawasan Rimba jaya
Menurut beberapa sumber resmi,pulau Bayan sekarang masuk wilayah Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau bersama Pulau Penyengat, Pulau Dompak, Pulau Basing, Pulau Los dan Pulau Sekatap.
Pulau Bayam Ini pulau mungil dengan luas hanya sekitar 163.494m2, Di atas pulau mungil ini, berdiri eks Hotel mewah yang dibangun pada era tahun 80-an yang super megah dan pernah jaya di beberapa tahun saja.
Kondisinya sekarang sepi karena menurut ahli sejarah melayunologi metafisika bahwa dinzaman kerajaan melayu riau lingga pulau Bayan dijaga oleh panglima Sekam.
Karena pengusahan tidak mengerti kesejarahan melayu maka Hotel mewah yang dibangun itu sekarang tak lebih seperti bangunan tua yang terbengkalai dan rapuh hamcur di makan panas dinginnya alam.
Menurut informasi dari keturunan Encik di Senayang,bahwa di Pulau Bayan itu ada makam Panglima Sekam yang tidak nampak oleh kasat mata,dari situlah maka petaka hancur nya Pulau tersebut ungkap sumber kepada media ini.
Padahal, pada masa puncak kejayaan Johor-Riau-Lingga dulu, Pulau Bayan yang strategis itu pernah dijadikan oleh Raja Haji Fisabilillah (RHF) sebagai sentral benteng pertahanan, dalam melindungi kerajaan di Hulu Riau dari serangan laut Belanda dan sebagai Pos pintu masuk kapal kapal dagang dari luar negeri.
Catatan sejarah yang disampaikan Sejarahwan Kepulauan Riau, Aswandi Syahri, pada tahun 1781 Masehi, Pulau Bayan adalah saksi bisu tapak tanah berdirinya istana kecil tempat Raja Haji Fisabilillah (RHF) membangun tempat kediaman.
Setelah RHF kalah, istana kecil itu dijadikan kediaman Residen Belanda.
”Itu merupakan residen pertama yang didirikan di Riau.
Saya juga menemukan duplikat peta Pulau Bayan tahun 1785 buatan Belanda di Arsip Nasional, Jakarta, yang aslinya disimpan di Netherland Scheepvartmuseum Amsterdam,” paparnya, dikutip dari beberapa media lokal.
Dalam hasil penelitiannya peta tersebut dibuat oleh Jacob van Bram seorang komandan pasukan Belanda yang mengalahkan RHF di Teluk Ketapang, Melaka, Malaysia.
Pulau Bayan sekarang masih di perbincangan hangat,apakah masih milik perorangan pengusaha atau sudah di ambil alih oleh pemko Tanjungpinang