Rakyat Menjerit, Pemerintah Hanya Termenung
Kepri, November 2025.

Banyak harapan rakyat kepada para pemimpin — mulai dari bupati, wali kota, gubernur hingga presiden. Janji-janji kampanye mereka selalu berisi komitmen untuk mensejahterakan rakyat dan masyarakat kecil. Namun, setelah menduduki jabatan, janji itu seolah hilang tanpa jejak. Mereka yang dulu lantang bicara kini pura-pura tuli, seakan tidak pernah berjanji apa pun.
Salah satu contoh nyata datang dari sudut kecil di Dusun Cikay, Marok Tua, yang berbatasan dengan Kampung Sebayur.
Rakyat Cikay tidak meminta banyak — hanya penerangan lampu untuk malam hari.
Selama ini, mereka bergantung pada mesin genset yang digunakan bergantian oleh beberapa rumah. Namun, genset itu sering rusak. Ketika rusak, kampung pun gelap gulita. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa solusi.
Menurut warga bernama Tujar, informasi tentang keluhan warga Cikay sebenarnya sudah disampaikan kepada salah satu anggota DPRD Lingga. Namun, hingga kini belum ada satu pun pejabat yang turun langsung ke lapangan.
> “Kami sudah sampaikan ke dewan, tapi belum ada yang datang melihat keadaan kami,” ujar Tujar saat ditemui media ini minggu lalu.
Kehidupan masyarakat Cikay sebagian besar sederhana. Banyak dari mereka tidak bisa membaca dan menulis, sehingga sulit berkomunikasi melalui ponsel pintar. Mereka hanya bisa menggunakan fitur panggilan dan pesan suara.
Yang diminta rakyat Cikay sebenarnya hanya hal wajar — satu tiang lampu penerangan untuk menerangi kampung di malam hari.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Cikay biasanya berbelanja ke Sebayur dan Cukas. Saat air laut surut, mereka bisa menempuh perjalanan dengan berjalan kaki karena lebih dekat dibanding menuju Marok Tua.
Kondisi perumahan di Cikay pun memprihatinkan. Sebagian besar rumah warga sudah tidak layak huni, namun tetap mereka tempati karena tidak ada pilihan lain.
Ironisnya, menjelang Pilkades maupun Pilkada, para tim sukses dan petugas kampanye justru sering datang dengan semangat tinggi — memberikan nasihat, membujuk, dan tentu saja, menjual janji manis.
Tapi setelah pesta demokrasi usai, rakyat kembali ditinggalkan dalam kegelapan.
Pemerintah Kabupaten Lingga tampaknya masih sulit mengakomodasi kebutuhan rakyat kecil seperti warga Cikay. Janji kesejahteraan yang diucapkan seolah hanya manis di bibir, tanpa realisasi nyata di lapangan.zoel
