Karimun, Oktober 2025.
Lomba sampan layar di Kepulauan Riau (Kepri) memiliki sejarah panjang dalam.pelaksnaannua dan mempunyai akar akan nilai budaya.
Awal Mula Lomba sampan layar dimulai sebagai hiburan nelayan pesisir pulau seusai panen laut di Belakangpadang ketika itu.
Nelayan menggunakan sampan berlunas dengan muat hanya dua orang saja dan sangat sederhana yang dimodifikasi menjadi sampan balap dengan layar lebih lebar.
Seiring waktu, lomba ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat pesisir yang ada di tiap tiap kabupaten yang ada dikepri,Selain itu ada juga menjadi bagian penting dalam memperkuat branding Kepri sebagai destinasi wisata maritim.
untuk mengikat aturan perlombaan sampan layar ini, Perlombaan dibagi dalam beberapa kategori seperti Kelas Besar Perahu panjang dengan awak lebih dari 10 orang.
Kelas Menengah Perahu sedang dengan 5-10 orang dan sampan Kelas Kecil ramping dengan 2-4 orang.
– Lomba sampan layar memiliki nilai budaya yang tinggi dan menjadi bagian dari identitas bahari Indonesia umumnya dan khususnya di provinsi Kepri.
Pemerintah daerah seperti lingga Karimun Bintan Natuna Anambas dan Batam secara konsisten memasukkan lomba ini dalam kalender pariwisata resmi masing.
Dan Kementerian Pariwisata juga mempromosikan ajang ini ke tingkat nasional dan internasional.
Lomba sampan layar juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi warga lokal, seperti peningkatan penghasilan pedagang kaki lima dan pengrajin perahu.
Dalam beberapa tahun terakhir, lomba sampan layar di Kepri telah menjadi acara tahunan yang dinantikan oleh banyak orang. Selain sebagai ajang perlombaan, juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi bahari masyarakat setempat.
Nah dalam rangkaian HUT kabupaten Karimun yang ke 25, panitia telah melombakan sampan layar ini di kecamatan Buru tepatnya di pantai Tanjung Ambat.
Hadir pada lomba tersebut dan di buka oleh Bupati kabupaten Karimun Iskandarsyah Minggu yang lalu,hadir juga wakil bupati Karimun pimpinan OPD dan ketua DPRD Kabupaten Karimun.
Masyarakat pulau buru dan sekitarnya memenuhi pantai tersebut pada hari perlombaan itu tanggal 12 Oktober 2025 yang lepas.