Kepri, September 2025.
Suku Laut di Kepulauan Riau (Kepri) memiliki sejarah yang kaya akan nilai budaya dan sejarah dan peran penting dalam menjaga pantai dan memenuhi kebutuhan kerajaan Lingga pada abad ke-18 ketika itu.
Mereka adalah suku tertua di Kepri dan diyakini sebagai cikal bakal lahirnya suku dominan lainnya seperti Suku Barok, Suku Galang, dan Suku Tambus.
Sejarah Suku Laut diperkirakan berasal dari bangsa Proto-Melayu yang bermigrasi dari Vietnam dan Kamboja sebelum abad ke-10 Masehi, Mereka kemudian menyebar ke Sumatra melalui Semenanjung Malaka.
Ada beberapa versi tentang asal-usul Suku Laut, termasuk cerita rakyat yang menyebutkan bahwa mereka berasal dari garam yang diberikan Raja Johor kepada seorang nenek sakti,dan banyak lagi sudut asal muasal suku laut dikepri.
Suku Laut memiliki kebudayaan bahari yang unik dan hidup berpindah-pindah di atas perahu atau sampan Mereka memiliki struktur sosial yang khas, dengan satu rumah sebagai satu keluarga batih.
Suku Laut juga memiliki tradisi dan ritual yang unik, seperti peringatan kematian dan pesta perkawinan yang mereka lakukan di atas sampan semua nya.
Jumlah Suku Laut yang ada di Kepri diperkirakan mencapai 12.800 jiwa yang mendiami 44 titik permukiman di lima kabupaten/kota.
Mereka tersebar di daerah sekitar laut yang di anggap dapat berteduh dari hantaman gelombang dan angin ribut,termasuk di Bintan, Batam, Lingga, dan Anambas yang masih ada suku yang di anggap penuh misteri khusus segala bentuk kehidupan nya.
Suku Laut menghadapi tantangan kepunahan akibat hilangnya habitat dan perubahan lingkungan akibat pembangunan yang pesat. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan budaya dan kehidupan Suku Laut.
Tapi pemerintah pusat dan Daerah dikepri telah membangun perkampungan suku terasing itu di pulau dan pantai lengkap dengan rumah ibadahnya.
Khususnya di lingga,sudah di bangun perumahan di desa Tanjung kelit 20 tahun yang lalu,namun sayang nya program pemerintah inginkan suku itu masuk Agama Islam seperti nya Gagal.